loe mien toe
Minggu kemarin diajak temen jalan-jalan ke Malang tanpa rencana (belom ada tujuan mau kemana aja), haha. Akhirnya saya coba googling kira-kira tempat mana yang worth it buat didatengin. Karena judul trip kali ini lebih ke 'jalan-jalan santai' jadi kita lebih cari tempat yang enak buat nongkrong.

Kalau yang namanya tempat nongkron di Malang mungkin udah banyak banget ya, tinggal kita mau pilih tempat yang kayak gimana. Waktu saya lagi cari-cari referensi saya ketemu sama yang namanya Loe Mien Toe. Dilihat dari foto-foto yang beredar, tempat ini punya tema vintage yang kental dengan budaya Tiongkok.

loe mien toe

Cafe ini berada di dalam perumahan Tata Surya, sekitar 500m dari gapura yang bertuliskan "Tata Surya". Agak gak keliatan emang, tapi berbekal petunjuk dari google map akhirnya nemu juga.

loe mien toe
  
Dari luar gak keliatan, begitu masuk ke dalam ternyata tempatnya luas. Bentuknya bangunannya memanjang, ada banyak pilihan tempat duduk dengan hiasan barang-barang antik.

loe mien toe

Kalau yang di foto bawah ini posisinya agak menyendiri dan ada di lantai atas (iya bangunan ini terdiri dari 2 lantai).

loe mien toe

Sempat baca juga bahwa barang-barang antik di tempat ini merupakan koleksi pribadi si owner

loe mien toe

Sebelum kita memutuskan untuk datengin tempat ini sebenernya kita pengen cari tempat yang ber-AC untuk ngadem karena hari itu cuaca panas sekali. Waktu lihat-lihat postingan orang-orang tentang tempat ini kita pikir tempat ini pasti ada AC-nya lah, ternyata engga. ( ̄w ̄) ぷっ

Kita baca di salah satu artikel bahwa keunggulan si Loe Mien Toe ini berada di atas sungai Brantas, jadi suasanya sejuk sampai-sampai gak membutuhkan AC. That's absolutely true!

Pertama kali masuk ke ruangan kita bisa langsung denger suara aliran sungai Brantas dan anginnya lumayan kenceng, jadi kerasa sejuk walaupun gak pake AC ataupun kipas sama sekali.

loe mien toe

Karena emang tempat ini menjual 'suasana', sering juga dijadiin tempat buat photo session dan pas kita kesana juga kebetulan lagi ada yang foto pre-wed.

Kalau berbicara soal harga, menurut saya menu-menu di tempat ini sangat terjangkau. Harga minuman rata-rata di bawah 20 ribu dan untuk makanan sepertinya gak ada yang di atas 50 ribu. Waktu itu saya coba pesen kopi vietnam drip, rasa standard lah, sesuai dengan harga. ( ̄∇ ̄*)ゞエヘヘ


loe mien toe

-- End of journey --

Kamu bisa cek lokasinya di map berikut. Cheers!

ark hotel sendai
Foto-foto ini diambil pada saat rangkaian acara Japan Study Program 2012. Study tour selama 2 minggu diadakan di dua kota, yaitu Tokyo dan area Tohoku (ada 3 pilihan tempat: Miyagi, Fukushima, Iwate). Waktu itu saya memilih ke Miyagi karena kebetulan ada Sensei saya yang masih menempuh studi di situ, jadi bisa sekalian ketemuan, hehe.

Kalau waktu di Tokyo saya menginap di Shinagawa Prince Hotel, pada saat di Miyagi saya menginap di Ark Hotel Sendai.

ark hotel sendai

Memang hotelnya tidak semegah di Tokyo tapi menurut saya cukup nyaman sebagai tempat menginap.

ark hotel sendai

Ukuran kamar lebih luas daripada hotel yang saya inapi di Tokyo waktu itu, begitu juga dengan ukuran kasur yang lebih besar.

ark hotel sendai

Di sebelah kasur ada meja (maap berantakan), ada TV sama disediain hair-dryer juga. Btw, ngomong-ngomong tentang TV, saya punya kebiasaan kalau lagi bepergian sendiri, TV selalu saya biarin nyala meskipun saya tidur. Sama halnya juga waktu saya menignap di sini, TV selalu saya nyalain ketika berangkat tidur. Tapi, entah kenapa saat keesokan harinya pas bangun TV selalu dalam keadaan mati. Siapa yang matiin? Awalnya saya pikir masa iya ada set timer, tapi gak mungkin kan gak tentu saya tidurnya, haha. Sampai akhirnya saya tahu bahwa emang ada beberapa TV yang dikasih sensor, kalau sudah tidak ada pergerakan lagi dia bakal otomatis mati. Mungkin TV di kamar hotel ini adalah salah satunya. ( ̄∇ ̄;) ハッハッハッ

ark hotel sendai

Bentuk kamar mandinya hampir serupa dengan yang ada di Shinagawa, bedanya yang di sini closetnya tidak dilengkapi dengan penghangat, huhu. Di Sendai lebih dingin daripada di Tokyo waktu itu, kalau gak salah sekitar -10, jadi saya lumayan menggigil waktu itu. ( ̄∇ ̄*)ゞエヘヘ

ark hotel sendai

Tempat tidurnya menghadap ke jendela dan beginilah pemandangan dari kamar hotel.

ark hotel sendai

Tempat makan ada di lantai 1 dan kebetulan waktu itu pas makan malam kita dihibur oleh mahasiswa dari Tohoku University.

Di hotel ini tersedia onsen (semacam tempat mandi dengan berendam air panas), tapi saya gak sempat coba karena saya terlalu malu untuk mandi bareng sama orang-orang tak dikenal, haha. Soalnya kalau mau berendam di onsen gak boleh pakai kain selembar pun (jadi harus bener-bener gak pake apa-apa kayak mandi). ( ´艸`)ムププ

ark hotel sendai
Staff Hotel Ketika Rombongan Mau Balik ke Tokyo
Ketika saya coba cari di goole map ternyata hotel ini sudah permanently closed. (´;ω;`)
But, it was such a nice stay!
-- End of journey --
tokyo sky tree
Waktu pertama kali ke Jepang tahun 2012 seingat saya Tokyo Skytree belum sepenuhnya terbuka untuk umum dan sayangnya di jadwal memang gak ada agenda kunjungan ke sana. (´;ω;`)

Tahun lalu saya berkesempatan ke sana lagi dan akhirnya menyempatkan diri untuk ke sana karena penasaran. Btw, saya sebenarnya hanya penasaran pengen ke tempat Tokyo Skytree berada, tapi gak ada niatan untuk masuk naik sampe ke atas, haha. ( ̄∇ ̄*)ゞエヘヘ

Waktu itu saya dari daerah Ryogoku (dari rumah teman) dan dikasih tau kalau mau ke Tokyo Skytree bisa naik bus sekali langsung turun di depannya hanya dengan bayar 100 yen, namanya Sumida Loop Bus.

Source: Sumida City Official Website
 Ada 4 macam Sumida Loop Bus yang dibedakan berdasarkan rutenya (warnanya juga beda-beda) dan memang bus ini cocok bagi kita yang pengen jalan-jalan karena melewati spot-spot wisata. Info lebih lengkap bisa baca di sini (ini sebagian berbahasa Jepang, agak susah cari yang full English, hehe).


Baru pertama kali naik bus di Jepang yang bikin saya heran adalah bapak supir bus di sepanjang perjalanan selalu melaporkan keadaan jalan yang ada di depan matanya. Misalnya, sebentar lagi kita mau belok di pertigaan, sudah di cek aman untuk belok, sudah belok dengan selamat. Ya, semacam hal-hal kecil seperti itu semua dia omongin untuk memberitahukan ke semua penumpang dan iya itu beneran dia ngomong terus gak berhenti di sepanjang perjalanan. Kata temen saya itu sudah semacam SOP dari perusahaanya dan dari kantor pusat bisa memantau apakah si supir sudah bener-bener melakukan itu apa engga, katanya. ( ̄∇ ̄;) ハッハッハッ

tokyo solamachi

Saya turun di depan Tokyo Solamachi semacam department store, di dalamnya ada banyak tempat makan dan juga beberapa toko-toko lainnya.

tokyo solamachi

Untuk menikmati pemandangan Tokyo Skytree saya naik ke lantai 36 (kalau gak salah ya), jadi di situ ada semacam spot untuk duduk memandang ke jendela dengan pemandangan Tokyo Skytree.


Setelah puas duduk-duduk sambil ngadem di dalam gedung (di luar lagi panas banget soalnya waktu itu) saya coba jalan keluar untuk cari spot foto.

oshinari hashi

Tepat di samping mall ada jembatan yang bernama Oshinari-hashi.


oshinari hashi

Menurut saya di sini termasuk salah satu spot yang bagus karena dari jembatan situ kita bisa lihat pemandangan sungai yang diapit gedung-gedung.

oshinari hashi

Di sini saya juga sempat mencari spot untuk foto Tokyo Skytree secara keseluruhan. Saya menemukan spot yang cocok yaitu di ujung jembatan ada semacam tempat duduk untuk bersantai.


Posisinya ada di deket titik yang ada di map atas dan pemandangan yang bisa kita dapet di spot itu kira-kira seperti di foto bawah ini, hehe.

tokyo sky tree

Waktu saya kesana memang pas natsu (musim panas), matahari menyengat, udaranya lembab, gampang keringetan. Begitulah tipikal musim panas di Jepang. Satu lagi yang khas adalah suara kicauan serangga yang bernama semi. Binatang ini emang cuma muncul saat musim panas untuk berkemabang biak, kemudian mati. (´;ω;`) 
Beginilah penampakan si semi.

semi

-- End of journey --

Di sekitar area ini ada Tobacco & Salt Museum yang mungkin bisa jadi alternatif destinasi jalan-jalan di area Tokyo Skytree. Cheers!

Berawal dari keinginan untuk liburan dan snorkeling tapi yang effortless (maksudnya engga terlalu jauh) akhirnya saya dan temen-temen yang biasa trip bareng memilih Gili Labak sebagai tujuan. Dan untuk pertama kalinya saya nyoba ikutan open trip. Waktu itu temen saya yang cari infonya dan ketemu yang namanya Fun Adventure. Mereka menyediakan open trip ke Gili Labak dengan biaya Rp 275.000,-/org. Apa aja yang didapat? Transportasi PP Surabaya - Sumenep (meeting point bisa di stasiun Gubeng atau Bungurasih), tiket wisata plus parkir, makan 1 kali, dan juga termasuk alat snorkeling.

Berangkat dari Surabaya dini hari, di jadwal sekitar jam 00:30 tapi waktu itu penjemputan agak terlambat (agak lupa tapi sepertinya waktu itu ada kemacetan apa gimana gitu), awalnya agak kesel juga karena gak dateng-dateng, tapi begitu mobilnya dateng, I'm amazed!



Beginilah penampakan mobil elf yang kita naikin waktu itu. Yang bikin amazed adalah ternyata peserta open trip waktu itu hanya saya dan temen-temen saya aja (total 5 orang). Kendaraan dengan kapasitas 15-20 orang cuman diisi 5 orang di bagian belakang (passenger seat) dan 3 orang dari pihak travel duduk di bagian depan semua. Kebayang gimana leganya itu, serasa private trip. ( ̄∇ ̄;) ハッハッハッ

Perjalanan dari Surabaya sampai ke Sumenep memakan waktu kira-kira sekitar 4 jam, sampai di pelabuhan Kalianget sekitar jam 5 pagi. Untuk menyeberang ke Gili Labak kira-kira memakan waktu 2-3 jam, lumayan bikin mati gaya pas di perahu, akhirnya saya memutuskan untuk tidur (daripada mabuk laut). ( ̄∇ ̄*)ゞエヘヘ

Gili Genting, Pantai Sembilan



Sebelum ke Gili Labak, kita mampir dulu ke Gili Genting untuk sarapan. Suasana pantai di sini ramai karena kelihatan ada semacam resort juga yang biasa dipakai untuk menginap.


Gili Labak


Setibanya di Gili Labak kita gak langsung snorkeling, mampir sebentar di pantai untuk leyeh-leyeh. Suasana pantai gak terlalu ramai (malah cenderung sepi, seneng banget!).



Penting! Jangan lupa pake sunblock karena di sini panas banget. ( ̄_ ̄|||)
Jangan lupa bawa sunglasses juga buat yang matanya gak tahan kena panas kayak saya, hehe.




See? Feels like private beach!



Saya gak terlalu banyak foto underwater karena gampang-gampang susah buat nyelup sampe dalem trus pose, haha. Foto sekali dua kali aja, sisanya nikmatin nyebur di dalam air. ( ̄w ̄) ぷっ

Overall, I'm pretty satisfied with the trip!


-- End of journey --

Destinasi jalan-jalan lainnya di Madura? Coba cek di sini. Cheers!
bali pulina ubud
Salah satu tempat yang bikin excited waktu liburan kemarin ke Bali. Pernah dikasih tahu temen sebelumnya kalau saya wajib ke sini karena di tempat ini kita bisa coffee tasting.。゚+.(´∀`○)゚+.゚。

Bukan sekedar tempat untuk ngopi, tapi Bali Pulina ini juga memproduksi kopi mereka sendiri, termasuk kopi luwak. Di tempat ini kita juga bisa ngeliat si hewan penghasil biji kopi termahal itu secara langsung. Ada biaya masuk yang dikenakan yaitu sebesar Rp 100.000,- /org. Memang gak tergolong murah, tapi menurut saya cukup sebanding dengan apa yang kita dapat.

Begitu masuk kita langsung disambut dengan guide yang akan menerangkan mengenai proses pembuatan kopi luwak (yeahfrom scratch) sambil menyusuri area perkebunan.

bali pulina ubud

Pertama, kita diajak ke kandang si luwak, si guide menerangkan bahwa sebenarnya biji kopi itu manis, makanya si luwak ini suka. Si luwak-luwak ini juga katanya bisa memilah sendiri mana biji kopi yang sudah matang. Kita sendiri sempat disuruh coba biji kopi yang sudah matang (biasanya bewarna merah) dan ternyata emang bener, manis! Oh iya biji kopi ini gak dikunyah ya, cuma dihisap aja dan getahnya itu yang rasanya manis. 

Begitu juga dengan si luwak, mereka makan biji kopi tanpa dikunyah, oleh karena itu biji kopinya masih tetap utuh waktu keluar dalam bentuk "pembuangan". (* ̄∇ ̄*)エヘヘ

bali pulina ubud
Penampakan biji-biji kopi yang masih "fresh from the oven".
Biji-biji kopi yang baru dikeluarkan sama si luwak ini kemudian dijemur, dibersihkan, dan dikupas (karena ternyata sebenarnya masih ada kulit yang melindungi si biji dari kotoran si luwak itu sendiri).

bali pulina ubud

Setelah dikupas baru masuk ke proses roasting, baru kemudian kopi digiling. Btw, saya sempat tanya apa proses pengupasannya manual hanya pakai tangan, ternyata engga juga, ada alat yang bisa membantu proses pengupasan lebih cepat. ( ̄∇ ̄*)ゞエヘヘ

bali pulina ubud

Selain tanaman kopi, di perkebunan ini ada beberapa macam tanaman lainnya dan salah satunya pohon vanilla. Baru pertama kali saya lihat pohon vanilla, hehe.

bali pulina ubud

Setelah selesai mini-tour waktunya bersantai sambil icip-icip kopi.

bali pulina ubud

Kita dapat tester 10 macam minuman plus snack. Saya agak lupa-lupa inget ini macamnya apa aja, hehe. Dari yang paling ujung itu kopi Bali, Pure Cocoa, Chocolate Coffee, Ginseng Coffee, Vanilla Coffee, Coconut Coffee, Ginger Coffee, Lemongrass Tea, Ginger Tea, dan yang terakhir Lemon Tea. Awalnya saya pikir setiap orang akan dapat 10 tester minuman, ternyata engga juga, untuk satu meja ya dapetnya satu set begini. ( ̄w ̄) ぷっ

Tapi, menurut saya lebih dari cukup untuk bertiga karena setiap orang boleh pilih salah satu minuman dari tester ini sebagai minuman utama, atau kopi luwak (tanpa bayar lagi). Otomatis saya pilih kopi luwaknya, hehe.

bali pulina ubud

Baru pertama kali coba yang namanya kopi luwak ternyata cocok sama lidah saya, karena jenis kopinya ada rasa asamnya, hehe. d( ̄◇ ̄)b グッ♪

bali pulina ubud

Cocok ditemani dengan jajan tradisional (gratis) yang isinya terdiri dari pisang goreng, tape goreng, dan sejenis lupis.

bali pulina ubud

Mereka juga punya spot foto yang instagramable yang bentuknya seperti balkon dengan pemandangan hijau-hijau di belakangnya. Saya kesana pas sore-sore jadi agak gelap kalau mau foto-foto (mungkin karena membelakangi matahari ya). Btw, pohon tinggi yang ada di ujung itu pohon duren, jadi hati-hati kalau mau foto di situ karena takutnya kejatuhan duren yang masih menggelantung di atas. ( ̄∇ ̄;) ハッハッハッ

bali pulina ubud

Mereka juga punya giant swing dengan view yang cukup menyejukkan mata (tapi harganya yang gak bikin sejuk). Saya tertarik sebenarnya untuk coba ayunan raksasa di sana, tapi begitu saya tanya harganya berapa, mereka bilang Rp 200.000,- saya langsung mengurungkan niat. ( ̄_ ̄|||) 

But overall this visit was totally worth it! (*˘︶˘*).。.:*♡

bali pulina ubud

-- End of journey --

Untuk lokasi bisa cek di map berikut. Bali Pulina ini juga dekat dengan Tegalalang Rice Terrace, jadi mungkin bisa sekalian ke sana. Cheers!

kanto lampo
Meskipun udah beberapa kali ke Bali, tapi untuk yang satu ini pertama kali bagi saya. Wisata air terjun di Bali sepertinya sekarang semakin popular dan banyak diminati, jadi saya juga penasaran ingin mencoba (karena emang belum pernah juga).

Hasil tanya-tanya dengan mbah google, untuk wisata air terjun di Bali emang kebanyakan di daerah atas (utara) agak jauh dari Denpasar. Jadi, saya juga harus pilih-pilih kira-kira mana yang memungkinkan untuk didatengin karena saya nginep di daerah Kuta, agak jauh dari area-area air terjun. ( ̄∇ ̄*)ゞエヘヘ

Tujuan jalan-jalan di hari ke-2 di Bali adalah Ubud, jadi rencana awal adalah berangkat dari Kuta ke Air Terjun Tegenungan (salah satu air terjun yang nge-hits) dulu, baru menuju Ubud. Tapi setelah sampai Gianyar tiba-tiba kami memutuskan ganti destinasi ke Air Terjun Kanto Lampo. Kenapa? Pertama, si supir yang kita sewa hari itu sepertinya gak begitu hapal jalan di Bali. Kedua, kata teman yang udah lama tinggal di Bali air terjun ini lebih deket (dari posisi kita saat itu) dan gak terlalu ramai. Jadi, harusnya lebih enak tempatnya ya.

kanto lampo

Jarak dari tempat parkir sampai ke titik air terjun gak terlalu jauh dan untuk akses jalan juga gak begitu susah. Harga tiket masuk Rp 15.000,- / orang.

kanto lampo

Salah satu hal yang perlu diperhatikan kalau mau kesini adalah tentukan tujuan dulu. Maksudnya apakah kalian kesini mau foto-foto yang instagramable atau hanya pengen tau aja menikmati pemandangan air terjun? Kalau emang mau foto-foto gitu harus bawa baju ganti karena untuk menuju spot foto itu pasti basah. ( ̄∇ ̄;) ハッハッハッ

kanto lampo

Kalau saya, dari awal emang udah niat gak mau basah-basahan. Cukup nikmatin pemandangan air terjun sama dengerin suara airnya aja udah kerasa seger. (*˘︶˘*).。.:*♡

kanto lampo

Emang bener di sini belum terlalu ramai pengunjung, tapi sejauh mata memandang lebih banyak turis mancanegara dibandingkan turis lokal. Jadi, banyak banget local guide yang nganterin tamu-tamu mereka nyebur sampai ke tengah-tengah, ke spot utama buat foto. Gak cuman itu, saya amazed aja ternyata gak hanya bantuin foto, tapi juga ngasih arahan gaya atau pose yang sekiranya bisa menghasilkan foto yang bagus di air terjun itu. ( ̄∇ ̄ノノ"パチパチパチ!!

kanto lampo
Photo by Airy Rooms
Bagi yang penasaran spot foto yang banyak dicari itu seperti apa bisa dilihat di foto atas yang saya ambil dari Instagram milik Airy Rooms. Percayalah, untuk dapat foto seperti itu juga butuh perjuangan orang yang ambil foto basah-basahan di seberangnya. ( ̄w ̄) ぷっ

kanto lampo

-- End of journey --

Perjalanan dari Kuta ke Gianyar kira-kira memakan waktu 1 jam 30 menit, sedangkan dari Gianyar ke Ubud sekitar 30-45 menit. Cheers!