Lokasi hotel ini menurut saya cukup strategis karena ada di depan stasiun Shinagawa, jadi kalau mau kemana-mana tinggal nyebrang aja.
Dari depan hotel, di seberang adalah stasiun Shinagawa |
Area hotel ini cukup luas menurut saya karena dibagi menjadi beberapa gedung, dengan jumlah sekitar 3000 kamar (pernah baca di internet, hehe). Karena program yang saya ikuti mengundang mahasiswa dari berbagai negara, pesertanya banyak banget, jadi pantes aja hotel ini yang dipilih penyelenggara, hehe.
Tipe kamar hotel yang dipilihin penyelenggara adalah untuk solo traveler yang ada di East Tower, jadi hanya untuk 1 orang dengan 1 single bed.
Menurut saya minimalis tapi cukup nyaman. Masuk kamar langsung kasur, kemudian ada meja dan kaca, lalu di belakangnya ada kamar mandi.
Emang gak ada air mineral sebagai complimentary karena rata-rata air keran di Jepang bisa langsung diminum (kalau gak yakin aman beli aja di mini market, hehe). Tapi, untuk tipe kamar minimalis gini ada hair-dryer udah oke banget menurut saya.
(* ̄∇ ̄*)エヘヘ
Kalau ada yang bertanya-tanya TV-nya ada dimana, tuh keliatan kan. Jadi, emang mereka bener-bener memanfaatkan ruang kecil semaksimal mungkin dengan fasilitas yang memadai. TV-nya gak terlalu besar tapi masih bisa buat nonton enak kok, hehe.
Kamar mandinya minimalis, tipikal kamar mandi Jepang yang menurut saya seperti terbuat dari plastik. (^∇^)アハハハハ!
Saya juga baru tahu kalau ternyata pada umumnya kamar mandi di hotel-hotel Jepang itu semacam bongkar pasang. Saya nemu artikel ini yang mungkin bisa kasih gambaran gimana bentuknya.
>> How to Build a Japanese Bathroom
Lengkap dengan sabun mandi, shampoo, conditioner, dan hand soap. Hand soap-nya ini teksturnya seperti foam, juga bisa dipake sebagai sabun muka (tulisannya boleh buat muka juga, hehe).
Pertama kali tau toilet Jepang amazed ada tombol macem-macem, makanya saya foto ini, haha. Sebenernya kalau di hotel ini sudah dilengkapi dengan tulisan bahasa Inggris, jadinya gak masalah bagi turis yang gak bisa bahasa Jepang. Selain itu juga lebih simple (gak terlalu banyak tombol), karena di tempat lain ada juga tombol untuk nyalain suara-suara yang mungkin bisa dipake kalau gak mau kedengeran orang lain. ( ̄w ̄) ぷっ
Oiya, toilet seat di kamar hotel ini bisa di set biar jadi hangat. Kebetulan kesana pas bulan Maret di penghujung musim dingin (tapi masih kerasa dingin banget), jadi merasa tertolong sekali, haha. ( ´艸`)ムププ
Untuk harga saya sendiri kurang tahu karena gak pesen sendiri, hehe. Kalau mau cek harga kamar per malam bisa dilihat di sini.
-- End of journey --
Lokasi Shinagawa Prince Hotel bisa kamu cek di map berikut. Cheers!