Pertama Kali Mencoba Monjayaki! Another Soul Food from Tokyo

Waktu lagi dinas di Tokyo si bapak nanya pengen makan apa. Bingung sih sebenernya karena gak kepikiran juga mau makan apa (pas lagi ditanyain pas abis nyampe lagi), mungkin karena nyawa belom kekumpul semua. (* ̄∇ ̄*)エヘヘ

Yang diinget di kepala waktu itu temen pernah bilang di deket tempat penginapan banyak yang jual monjayaki. Belom pernah makan juga sih, jadi penasaran aja pengen nyobain. Begitu bilang pengen nyobain monjayaki si bapak langsung bilang,
'Ok, kalo gitu nanti malam kita makan ya!'

Banyak orang Jepang yang bilang monjayaki cuman ada di Tokyo dan daerah tempat saya menginap yaitu Tsukishima itulah yang menjadi pusatnya.


Bisa dilihat di map di atas, di sederetan jalan itu rumah makan yang menjual monjayaki semua. Mungkin kalau kesana sendiri saya bakal bingung harus masuk ke resto yang mana. Tapi karena kali ini kesana bareng sama si bapak jadinya ya nyantai aja, hehe. Btw, saya makan di resto yang namanya Iroha Honten.


Di resto ini gak hanya menyajikan menu monjayaki, waktu itu kita pesen beberapa menu (semua dimasak sendiri, hehe), yang pertama adalah cumi. Secara default yang disajikan hanya cumi aja sama tauge, untuk bumbu kita bisa pilih sendiri mau dimasak pakai apa. Jadi udah disediain beberapa macam saus di meja, waktu itu kita cuman pakai shoyu (kecap asin) aja. Btw, daging cuminya gede dan empuk! (*´μ`*)

Nah, mangkuk di sebelah itu adalah bahan untuk monjayaki. Di bagian bawah mangkuk itu ada kuah dashi (semacam kaldu), trus ada kol, sakura ebi (udang kecil-kecil), dan yang paling atas warna merah itu mentaiko (sejenis telur ikan).

Pertama kali coba bikin monjayaki sendiri! 

Ditantang bapak suruh masak monjayaki-nya, baiklah mari mencoba! (●≧ω≦)9
Emang susah? Bukan susah, tapi ternyata ada urutannya bagaimana memasak monjayaki yang benar, haha. Di setiap meja udah disediain kertas semacam manual gitu sebenernya, tapi saya milih dengerin langsung arahan dari bapak (lebih cepet gitu, haha).


Tuang semua bahan yang ada di mangkuk (kecuali si mentaiko disisihkan dulu). Yang agak susah itu waktu menuang bahannya kuahnya gak boleh ikutan, kuah harus disisihkan juga.

Tumis semua bahan sambil dicacah pakai dua spatula.


 Bahan-bahan yang sudah ditumis tadi dibentuk lingkaran menyerupai donat (tengahnya dikosongin), kemudian kuah yang tadi disisihkan dituangkan di bagian tengah. Ini juga gampang-gampang susah, karena kita harus bener-bener buat lingkaran rapet supaya pas dituang kuahnya gak meluber kemana-mana.

⑤ Masukkin mentaiko dan bahan tambahan yaitu mochi dan keju mozarella kemudian aduk-aduk lagi sambil dicacah-cacah. Mencacah ini point penting ternyata, karena semakin halus potongan bahan-bahan semakin enak (kata si bapak).

Sampai sini masak udah selesai tinggal dinikmatin, sayangnya saya gak foto monjayaki yang siap makan, hehe. Jadi, teksturnya masih lembek-lembek kayak gambar di atas, cara makannya disendokkin sedikit-sedikit pakai spatula kecil, kemudian adonan yang menempel di spatula ditempelin ke teppan untuk dibakar lagi sesuai selera, baru kemudian masuk mulut.

Entah kenapa orang Jepang kuat banget makan makanan panas langsung dari panggangan gitu. Kalau saya mah harus pelan-pelan nunggu rada adem. Btw, kata dua bapak di depan saya monjayaki buatan saya enak, yeay~ (9`・ω・)9

Lanjut makan okonomiyaki~

Bahan okonomiyaki sudah disiapkan di sebuah mangkuk, jadi kita tinggal aduk kemudian di masak di atas panggangan. Meskipun saya udah gak asing lagi sama makanan satu ini, tapi ini pertama kalinya saya masak okonomiyaki sendiri di teppan.



Si bapak tetep memberi arahan jadi saya ikutin aja apa katanya, hehe. Susah juga ini sebenernya ngaduk adonan di mangkuk kecil, berusaha agar gak tumpah-tumpah.


Bagian yang bikin deg-degan waktu mau balik adonannya. Yang satu bilang tunggu dulu, yang satu bilang waktunya dibalik, untuk sukses, haha.


Selanjutnya tinggal kasih saos okonomiyaki, mayonaise, katsuobushi (parutan ikan yang sudah dikeringkan). Kata bapak saya udah cocok jadi tukang jualan okonomiyaki. (ノ∇≦*)キャハッッッ♪

Menu terakhir yaki soba dimasakkin sama bapak favorit!

Iya, masih ada satu menu lagi, yaitu yaki soba (sejenis mie goreng). Untuk menu satu ini yang masak bapak depan saya, karena katanya biasa masakkin yaki soba buat anak-anaknya di rumah.


Sempat terjadi perdebatan lucu antara kedua bapak di depan saya, karena tiba-tiba masukin mayonaise ke dalam mie yang sedang dimasak, kata si bapak satunya,
'Eh?! Emang enak pake itu?'
'Tenang aja, aku biasanya masak pake itu enak-enak aja kok.'
Oke dan saya percaya karena rasanya enak kok!

Makan 4 macam menu bikin kenyang banget, tapi si big boss masih nawarin mau makan apa lagi. Sudah pak, cukup~  Gochisousamadeshita! (。-人-。)

P.S. : maafkan kalau di artikel ini penuh dengan foto muka saya, haha. Maklum saya gak sempat ambil foto karena masak, tapi bapak depan saya senantiasa mendokumentasikan apa yang saya lakukan, wkwkwkwk. Terima kasih bapak~