Halal food di Jepang, terutama di Tokyo, sekarang sudah semakin mudah ditemukan karena (mungkin) semakin meningkatnya jumlah wisata muslim yang berkunjung ke sana. Saya sendiri sempat ditunjukkin sebuah pamflet berisikan daftar restoran yang Muslim friendly (lupa gak sempet saya foto, hehe) dengan jumlah yang tidak sedikit dan tersebar di area Tokyo.

Ke Jepang rasanya kurang lengkap kalau belum makan ramen ya, apalagi sekarang banyak yang menjual ramen halal, walaupun sebenernya di Indonesia juga udah banyak yang jual sih. Tapi, tetep aja pengen nyoba. ( ̄∇ ̄*)ゞエヘヘ

Teman kantor saya waktu itu mengajak ke salah satu restoran ramen halal bernama Ayam-Ya yang berlokasi di Okachimachi. Sebenernya ada beberapa yang direkomendasikan dia, tapi kenapa kok milih yang disini, karena yang satu ini dekat dengan masjid. Iya, jadi waktu itu pas lagi hari Jum'at, dua teman saya laki-laki harus menunaikan shalat Jum'at, maka dipilihlah tempat ini biar bisa sekalian, hehe.


Waktu itu pas hari kerja, jadi saya keluar pas jam makan siang dan lumayan jauh haha. Perjalanan dari kantor di daerah Shiodome hingga Okachimachi kira-kira memakan waktu sekitar 20 menit dengan dua kali naik kereta.


Seperti kedai ramen pada umumnya, cara memesan menu makanan disini menggunakan karcis yang dibeli dari vending machine. Pilih menunya, masukkan duitnya, ambil karcisnya kemudian serahkan ke abang penjualnya, duduk manis nunggu masakannya jadi. ( ̄w ̄)


Menu yang saya coba disini adalah Spicy Tori Ramen (Shoyu) porsi besar dengan harga ¥890. Ramen ini dimasak dengan menggunakan kaldu ayam jadi bisa dijamin halal, hehe. Tidak hanya menu ini, menu ramen lainnya pun (sepertinya) dimasak menggunakan kaldu ayam. Makanya nama restonya Ayam-Ya (^∇^)アハハハハ! (-ya yang dimaksud disini adalah toko;restoran;kedai dsb.)

Meskipun namanya spicy, kalau menurut lidah orang Indonesia sih gak terlalu pedas. Kuahnya enak, ayamnya empuk, porsinya besar jadi cukup mengenyangkan untuk saya.

Hal lain yang saya sadari ketika makan di restoran ini adalah suasananya yang homey. Terdengar obrolan dengan bahasa yang familiar di kuping karena memang ada beberapa orang Indonesia yang kebetulan juga lagi makan disitu. Menurut saya kedai ramen ini cocok banget buat orang Indonesia yang biasanya susah cari makanan halal. Selain itu, ada salah satu baito-san (part timer) di situ yang ternyata orang Indonesia. Jadi, saya rasa untuk para wisatawan Indonesia bisa sangat terbantu.


-- End of journey --

Selain dekat dengan masjid, kedai satu ini juga dekat dengan Ameyoko, sebuah street market yang menjual berbagai macam barang. Selain itu ada juga Don Quijote terdekat yang bisa jadi kamu jadikan sebagai destinasi untuk belanja oleh-oleh. Kamu bisa cek di map berikut. Cheers!


bukit merese
bukit merese Could be one of the best place to chill out. I really like this place!!!

Yang bikin saya seneng banget sama tempat ini adalah karena kita bisa menikmati pemandangan laut biru dari atas bukit. Bukit ini cukup luas ya menurut saya, jadi saya bisa lihat pemandangan dari berbagai sisi bukit.

bukit merese
photo by @andikurnia
Saya mencoba eksplor bukit dari sudut ke sudut dan mengambil beberapa foto dari angle yang berbeda.

bukit merese

bukit merese

Jalan-jalan di sekitar sini ternyata cukup bikin capek apalagi waktu itu cuaca lumayan panas, jadi saran saya bawa minum sendiri waktu ke sini, hehe. Meskipun capek tapi gak nyesel ko kesini. (〃´・ω・`)ゞえへへっ♪

bukit merese

Kalau yang ini diambil dari sisi bukit paling kiri yang menghadap ke Tanjung Aan. Saya suka banget duduk-duduk di sini sambil ngeliatin air laut yang biru. ( ̄w ̄)


bukit merese

bukit merese
photo by @bennygondrong
Bagi yang suka photo session mungkin cocok ke tempat ini, karena ada banyak spot ketjeh. ( ´艸`)ムププ 


bukit merese
photo by @bennygondrong
-- End of journey --

Kamu bisa cek lokasi di map berikut! Tempat ini juga masih satu area sama Tanjung Aan, jadi setelah turun dari bukit kamu bisa menikmati pantai juga. Cheers!

tanjung aan
Turun dari Bukit Merese saya berjalan menuju pantai ini. Hal pertama yang bikin saya pengen mampir adalah adanya ayunan kayu di pinggir pantai. ( ̄∇ ̄*)ゞエヘヘ

tanjung aan

Spot ini mungkin menjadi favorit para pengunjung untuk mengambil foto ya, karena saya juga harus menunggu beberapa orang sebelum saya yang ambil foto sampai berjuta-juta (gak sih, lebay aja). ( ̄w ̄) ぷっ


tanjung aan
ada model dadakan
Bahkan ada yang minta tolong ambil foto ke saya (pake kamera saya). ( ̄∇ ̄;) ハッハッハッ

tanjung aan

Mereka minta fotoin dengan berbagai macam pose dan mereka gak mikir itu nanti gimana mereka dapetin fotonya, wkwkwkw. Btw, akhirnya foto mereka saya share lewat WA kok, hehe.

tanjung aan

Menurut saya yang membuat pantai ini keliatan cantik itu karena si pasir putih yang dipadu warna biru air laut, yang cenderung terlihat turquoise. Dan ternyata setelah baca dari beberapa artikel, tekstur pasir di Tanjung Aan ini sedikit berbeda dengan pasir pada umumnya. Mereka bilang pasir merica, karena kalau kita coba menapak diatasnya rasanya seperti bulir merica, jadi ada sensasi seperti akupuntur gitu. Sayang gak nyoba nyeker waktu ke sana. (* ̄∇ ̄*)エヘヘ


tanjung aan

-- End of journey --

Pantai Tanjung Aan masih satu lokasi dengan Bukit Merese, jadi kamu bisa ke dua tempat ini dalam satu waktu. Kamu juga bisa ke Kuta Mandalika yang letaknya juga gak terlalu jauh dari sini. Cheers!