Salah satu tempat yang bikin excited waktu liburan kemarin ke Bali. Pernah dikasih tahu temen sebelumnya kalau saya wajib ke sini karena di tempat ini kita bisa coffee tasting.。゚+.(´∀`○)゚+.゚。
Bukan sekedar tempat untuk ngopi, tapi Bali Pulina ini juga memproduksi kopi mereka sendiri, termasuk kopi luwak. Di tempat ini kita juga bisa ngeliat si hewan penghasil biji kopi termahal itu secara langsung. Ada biaya masuk yang dikenakan yaitu sebesar Rp 100.000,- /org. Memang gak tergolong murah, tapi menurut saya cukup sebanding dengan apa yang kita dapat.
Begitu masuk kita langsung disambut dengan guide yang akan menerangkan mengenai proses pembuatan kopi luwak (yeah, from scratch) sambil menyusuri area perkebunan.
Untuk lokasi bisa cek di map berikut. Bali Pulina ini juga dekat dengan Tegalalang Rice Terrace, jadi mungkin bisa sekalian ke sana. Cheers!
Bukan sekedar tempat untuk ngopi, tapi Bali Pulina ini juga memproduksi kopi mereka sendiri, termasuk kopi luwak. Di tempat ini kita juga bisa ngeliat si hewan penghasil biji kopi termahal itu secara langsung. Ada biaya masuk yang dikenakan yaitu sebesar Rp 100.000,- /org. Memang gak tergolong murah, tapi menurut saya cukup sebanding dengan apa yang kita dapat.
Begitu masuk kita langsung disambut dengan guide yang akan menerangkan mengenai proses pembuatan kopi luwak (yeah, from scratch) sambil menyusuri area perkebunan.
Pertama, kita diajak ke kandang si luwak, si guide menerangkan bahwa sebenarnya biji kopi itu manis, makanya si luwak ini suka. Si luwak-luwak ini juga katanya bisa memilah sendiri mana biji kopi yang sudah matang. Kita sendiri sempat disuruh coba biji kopi yang sudah matang (biasanya bewarna merah) dan ternyata emang bener, manis! Oh iya biji kopi ini gak dikunyah ya, cuma dihisap aja dan getahnya itu yang rasanya manis.
Begitu juga dengan si luwak, mereka makan biji kopi tanpa dikunyah, oleh karena itu biji kopinya masih tetap utuh waktu keluar dalam bentuk "pembuangan". (* ̄∇ ̄*)エヘヘ
Penampakan biji-biji kopi yang masih "fresh from the oven".
|
Biji-biji kopi yang baru dikeluarkan sama si luwak ini kemudian dijemur, dibersihkan, dan dikupas (karena ternyata sebenarnya masih ada kulit yang melindungi si biji dari kotoran si luwak itu sendiri).
Setelah dikupas baru masuk ke proses roasting, baru kemudian kopi digiling. Btw, saya sempat tanya apa proses pengupasannya manual hanya pakai tangan, ternyata engga juga, ada alat yang bisa membantu proses pengupasan lebih cepat. ( ̄∇ ̄*)ゞエヘヘ
Selain tanaman kopi, di perkebunan ini ada beberapa macam tanaman lainnya dan salah satunya pohon vanilla. Baru pertama kali saya lihat pohon vanilla, hehe.
Setelah selesai mini-tour waktunya bersantai sambil icip-icip kopi.
Kita dapat tester 10 macam minuman plus snack. Saya agak lupa-lupa inget ini macamnya apa aja, hehe. Dari yang paling ujung itu kopi Bali, Pure Cocoa, Chocolate Coffee, Ginseng Coffee, Vanilla Coffee, Coconut Coffee, Ginger Coffee, Lemongrass Tea, Ginger Tea, dan yang terakhir Lemon Tea. Awalnya saya pikir setiap orang akan dapat 10 tester minuman, ternyata engga juga, untuk satu meja ya dapetnya satu set begini. ( ̄w ̄) ぷっ
Tapi, menurut saya lebih dari cukup untuk bertiga karena setiap orang boleh pilih salah satu minuman dari tester ini sebagai minuman utama, atau kopi luwak (tanpa bayar lagi). Otomatis saya pilih kopi luwaknya, hehe.
Baru pertama kali coba yang namanya kopi luwak ternyata cocok sama lidah saya, karena jenis kopinya ada rasa asamnya, hehe. d( ̄◇ ̄)b グッ♪
Cocok ditemani dengan jajan tradisional (gratis) yang isinya terdiri dari pisang goreng, tape goreng, dan sejenis lupis.
Mereka juga punya spot foto yang instagramable yang bentuknya seperti balkon dengan pemandangan hijau-hijau di belakangnya. Saya kesana pas sore-sore jadi agak gelap kalau mau foto-foto (mungkin karena membelakangi matahari ya). Btw, pohon tinggi yang ada di ujung itu pohon duren, jadi hati-hati kalau mau foto di situ karena takutnya kejatuhan duren yang masih menggelantung di atas. ( ̄∇ ̄;) ハッハッハッ
Mereka juga punya giant swing dengan view yang cukup menyejukkan mata (tapi harganya yang gak bikin sejuk). Saya tertarik sebenarnya untuk coba ayunan raksasa di sana, tapi begitu saya tanya harganya berapa, mereka bilang Rp 200.000,- saya langsung mengurungkan niat. ( ̄_ ̄|||)
But overall this visit was totally worth it! (*˘︶˘*).。.:*♡
-- End of journey --
Untuk lokasi bisa cek di map berikut. Bali Pulina ini juga dekat dengan Tegalalang Rice Terrace, jadi mungkin bisa sekalian ke sana. Cheers!