I'm obsessed with cold brew!

Dari sekian banyak jenis minuman kopi saya paling suka dengan cold brew coffee sejak pertama kali tahu adanya jenis seperti ini. 

Cold brew refers to the process of preparing the coffee, not the temperature of the final product. Beans are ground then soaked in room temperature water for an extended period of time, usually 12 hours or more.

Source: chameleoncoldbrew.com

Cold brew pertama saya adalah buatan Common Grounds. 

Tegukan pertama terasa seperti kopi dingin pada umumnya, tapi tegukan kedua, ketiga dan seterusnya rasa masam khas kopi mulai keluar. Itulah yang membuat saya jatuh cinta pada cold brew coffee. It's refreshing!

Sejak saat itulah cold brew selalu jadi opsi utama, kalau memang tersedia, karena gak semua tempat menyediakan. Sejak saat itu juga mulai cari-cari info gimana cara pembuatannya dan ternyata gak terlalu susah. Pertama kali coba buat sendiri pake french-press, tapi karena waktu itu hanya punya kopi bubuk yang udah digiling halus, jadi hasilnya kurang maksimal. Alat french-press lebih pas kalau dipakai untuk biji kopi yang digiling kasar, karena filternya gak terlalu rapat.

Then, what made me want to make it again?

Pertama, akhir-akhir ini Starbucks kasih promo kopi 1lt (salah satunya ada varian cold brew), cocok pas lagi WFH gini ditambah cuaca yang panas paling enak kalo minum yang dingin.

Kedua, sempet browsing alat-alat perkopian di website Otten Coffee, terus nemu yang namanya Hario Mizudashi Coffee Pot. Mizudashi  (水出し) sendiri merupakan istilah dalam bahasa Jepang untuk menyebut minuman yang dibuat dengan teknik cold-brew. Dilihat dari iklan si Hario ini dan petunjuk di kertas yang terlampir, selain untuk kopi bisa juga dipakai untuk membuat cold brew tea.

 

Harganya Rp 265.000,- aaand, I think it's worth it! Karena saya bisa minum cold brew sebanyak apapun dengan harga yang lebih hemat. ( ´艸｀)ﾑﾌﾟﾌﾟ

How to make cold brew coffee with Hario Mizudashi Coffee Pot

Siapkan coffee pot dan kopi bubuk (sesuai selera), kebetulan yang tersedia di rumah adalah kopi Bali Kintamani, jadi saya pakai ini. 

Idealnya untuk cold brew pakai biji kopi yang digiling kasar, tapi saya pakai yang sudah digiling halus karena emang cuman punya yang ini dan filter punya Hario ini rapat, jadinya gak masalah. Bentuk filternya seperti ini.

Masukkan 50g kopi bubuk ke dalam filter, kira-kira tingginya separuh bagian dari filter.

Tuangkan air mineral suhu ruangan (bukan air panas) dengan gerakan memutar sedikit demi sedikit. 

Air akan meresap secara perlahan, jadi sebaiknya tunggu hingga air agak turun terlebih dahulu sebelum menuangkannya kembali. Lanjut tuangkan hingga air setinggi batas 500 ml, kemudian simpan di dalam kulkas. 

Biarkan selama kurang lebih 8-12 jam.

Voila!

Siap untuk diminum! Meskipun sudah dingin, biasanya saya tambahkan es batu.  (￣∇￣*)ゞｴﾍﾍ

Btw, step-step ini saya ikuti dari video berikut: How to use the Hario Cold Brew Pot 

Cheers!

A cute and homey place to stay in Jogja!

Pertama kali tau tempat ini gara-gara lihat postingannya Jack Magnifico dan yang disorot waktu itu sebenernya coffee shop-nya yang bernama Sapulu Coffee. Karena tertarik langsung masukin bucket list dan berencana pengen ke coffee shop-nya kalau pergi ke Jogja.

Nah, karena beberapa waktu lalu saya berkesempatan ke Jogja, jadi saya berniat untuk kesana dan cari-cari info. Gak sengaja ketemu bahwa ada guest house yang nempel sama coffee shop ini, yaitu the Chendela.

Saya tertarik untuk stay di sini karena suasana, konsep design dari kamar mereka yang unik, dan lokasinya yang strategis dekat sentra gudeg Wijilan, yeay! Mereka mengusung tema warna yang berbeda-beda untuk setiap kamar dan waktu itu saya stay di Green Room, karena hanya kamar ini yang bisa tambah extra bed (kebetulan waktu itu saya bertiga, hehe).

Kebetulan di Green Room ini pakai bunk-bed (kayaknya cuman di kamar ini aja sih, lainnya bed biasa). Menurut saya bunk bed-nya cukup tinggi dan agak capek juga kalau harus naik turun bolak-balik hehe. Jadi, mending kalau udah mau tidur aja berangkat ke atas. But, the design is sooo cuute! (●≧ω≦)9  

Ada colokan juga di dekat tiap bed (atas maupun bawah), jadi gak perlu ribet kalau mau nge-charge sambil rebahan. 

(*￣∇￣*)ｴﾍﾍ

Di sebelah kasur ada meja kecil tapi panjang cukup untuk taruh barang-barang, ada kaca gede (sebenarnya ada satu lagi deket pintu tapi gak keliatan di foto, hehe), sama cable TV.

Kamar mandinya dilengkapi dengan shower dengan design yang asik (haha), mengingatkan saya dengan tema-tema steampunk, mungkin karena warnanya copper ya.

Mereka punya communal space yang juga merupakan coffee shop. Jadi, gak hanya buat mereka yang nginep di sini, ada juga orang-orang yang dateng karena mau nongkrong aja.

Meskipun bukan hotel, kita dapet complimentary breakfast berupa toast & butter dan minumnya kopi/teh. Mereka juga menyediakan air mineral gratis untuk para tamu, ada juga kulkas dan area dapur yang bisa dipake secara bersama-sama (sayangnya kita gak sempat pake, karena cuman sehari doank disitu, hehe). 

How about the price?

Rate untuk setiap kamar berbeda tergantung tipe kamar. Kamu bisa cek tipe-tipe kamar yang mereka punya melalui website mereka, The Chendela. Tapi untuk cek rate dan pemesanan hanya bisa dilakukan melalui Airbnb. Tiap kamar ada page masing-masing di Airbnb, tapi kalau buka melalui webiste semua link kamar bakal redirect ke Pink Room. Jadi, kalau mau aman text aja mereka by WhatsApp biar gak salah booking (kayak saya, haha), fast response kok. d(￣◇￣)b ｸﾞｯ♪

Saya kemarin stay di Green Room dengan rate $25 per malam dengan tambahan service fee jadi sekitar $28. Untuk tambahan extra-bed kena charge 150rb per malam.

Overall, we had a great stay here. Wish we could stay longer!

Untuk detail lokasi bisa cek di map berikut. Cheers!

Makan, jajan, nongkrong. GO!!!ヾ(-ω-｀o)=ε3=ε3=ε3=ε3

Waktu jalan-jalan ke Jogja kemarin saya sempat mengunjungi beberapa tempat baru (bagi saya). Mungkin list berikut bisa jadi referensi saat mau cari tempat makan di sekitar Jogja.

Geblek Pari Nanggulan, Kulonprogo

Salah satu rekomendasi dari temen di Jogja, karena kebetulan searah kalau mau ke daerah Waduk Sermo (waktu itu saya rencana ke arah sana). Sebelum ke tempat ini saya juga udah sempat cari sedikit informasi dan ternyata emang lagi hype. 

Konsep yang ditawarkan Geblek Pari adalah makan dengan pemandangan sawah. Tempatnya cukup luas, dibagi dari beberapa joglo yang menghadap langsung ke area sawah.

Menu prasmanan dengan tema masakan rumahan yang katanya tiap hari ganti tergantung bahan-bahan yang tersedia di hari itu (mungkin ini yang buat tempat ini sedikit beda dari yang lain).

Pilihan masakannya tipikal masakan rumahan pada umumnya, ada lauk telur, ayam, ikan, tahu tempe, aneka sayur dan sambal. Sederhana, tapi menurut saya cukup oke lah kalau untuk makan siang dan yang membuat sedikit istimewa adalah ada pilihan nasi merah juga lho. (*￣∇￣*)ｴﾍﾍ

Mangut Lele Mbah Marto

Nah, kalau yang satu ini emang udah saya incer sejak lama. Pertama kali tahu gara-gara lihat videonya Food Ranger yang review tempat makan ini dan terus penasaran. 

(Kayaknya saya pernah bilang karena videonya Mark Wiens sebelumnya, tapi ternyata setelah saya cari gak ada dan adanya si Food Ranger ini. Sorry, salah.) (｡-人-｡) ｺﾞﾒｰﾝ

  

Saya penasaran dengan masakan mangut lele dan sempet cari tahu, ternyata mangut lele merupakan masakan khas Jawa Tengah yang memiliki ciri berkuah santan. Sebenarnya ada banyak yang jual mangut lele, tapi rata-tata lele-nya digoreng terlebih dahulu baru dimasukkan ke dalam kuah. Sedangkan punya Mbah Marto ini ikan lele-nya diasap, jadi saya expect ada taste smoky-nya gitu.

Sesuai dengan penampilannya yang tempting, rasanya pun tidak mengecewakan. d(￣◇￣)b ｸﾞｯ♪

Lembutnya daging lele ditambah dengan aroma dan smoky taste, dipadu dengan gurih dan pedasnya kuah, mantap! Bumbunya memang pedas, tapi masih dalam tahap pedas yang bisa dinikmati. 

Selain mangut lele, menu garang asem ayam ini juga patut dicoba. Menurut saya rasanya sedep dan daginnya juga empuk (mungkin karena sudah melewati proses rebus yang cukup lama ya).

FYI: Kalau makan di tempat, sistem pembayarannya adalah per orang. Jadi setiap orang dikenakan harga 25k, apapun makanan yang kamu pilih dan seberapa banyak lele yang kamu ambil pun, tetep harganya segitu, kecuali minuman dihitung terpisah. Nah, selain dua menu ini ada juga menu pendamping seperti gudeng, oseng krecek tempe, dan sayur. Ini semua juga termasuk ke dalam harga tersebut. (￣∇￣ﾉﾉ"ﾊﾟﾁﾊﾟﾁﾊﾟﾁ!!

Kenes Bakery & Resto

Kalau resto yang satu ini sih awalnya tidak direncanakan, tapi cukup berkesan dan mungkin kalau ke Jogja saya mau makan disini lagi. d(￣◇￣)b ｸﾞｯ♪

Tempatnya lumayan gede dan nyaman. Terdiri dari 2 lantai, di lantai bawah mereka jual roti, kue, dan juga bakpia. Bakpia-nya lumayan enak menurut saya dan mereka punya varian yang lumayan banyak. Sedangkan tempat makannya ada di lantai 2, lumayan luas.

Menu makanan yang ditawarkan cukup banyak dan tentu aja nasi gudeg juga tersedia. Saya tertarik nyobain nasi gudeg ayam geprek, dua makanan favorit menjadi satu. (●≧ω≦)9  

Meskipun mungkin terdengar biasa aja, tapi ini mungkin menjadi salah satu menu yang bakal saya beli berulang kali (andaikan saja ada di Surabaya, haha). Dari segi harga juga menurut saya tidak terlalu mahal, untuk seporsi nasi gudeg ayam geprek plus minum sekitar 26k. 

Maison Daruma Coffee

Tak lengkap rasanya kalo gak nongkrong sambil ngopi di Jogja. Tempat ini merupakan rekomendasi teman saya di Jogja, tempatnya lumayan cozy buat nongkrong dan kopi mereka juga enak.

Waktu itu saya coba Ice Daruma Coffee, yaitu es kopi susu gula aren seperti yang sedang nge-hits di pasaran.

Selain menyediakan single-origin, mereka juga punya house blend mereka sendiri yang dikasih nama ala-ala Jepang, seperti misalnya Komorebi, Tasogare, Hotarubi. Waktu order ada yang membuat saya tertarik, terlihat kantong-kantong kecil dengan logo mereka di meja. Yup, mereka menjual kopi dalam kemasan easy-drip dengan harga sekitar 15k.

Saya kemarin coba beli 2, yang Komorebi dan Tasogare, yang satu sudah saya coba dan enak. d(￣◇￣)b ｸﾞｯ♪

Gudeg Mercon Mbak Yuni

Makanan di list terkahir ini gak boleh dilupain karena termasuk yang berkesan buat saya, hehe. Dari namanya mungkin sudah bisa bayangin bahwa makanan ini bakal pedes banget. Tapi, ternyata engga. Iya emang masuk kategori pedes, tapi pedes yang masih bisa dinikmatin. Apa yang bikin beda dari nasi gudeg biasanya? Yang pertama karena tekstur gudeg yang satu ini ada pedesnya gak hanya manis. Kedua, disajikan dengan sayur daun singkong di masakan padang, dan entah kenapa pas waktu makan ini kesannya sama kayak makan nasi padang. Mungkin karena ada sedikit minyak-minyak (enak) haha.  (￣w￣)　ぷっ

I will totally repurchase this!

Honorable mention: aneka jajanan pasar, kerupuk seblak pedes tapi nagih (ada juga di pasar), kue bandung a.k.a terbul atau martabak manis ditambah dengan kue pukis jumbo mantap (mungkin namanya Ko Yung, soalnya kotaknya mirip, agak lupa hehe).

-- End of journey --

Untuk detil lokasi tiap tempat bisa kamu cek di map berikut. Cheers!

Liburan tak lagi hanya sekedar wacana. (*˘︶˘*).｡.:*♡
Yes, akhirnya minggu kemaren jadi liburan ke Jogja dengan jadwal yang bisa dibilang cukup santai dan glamping masuk ke dalam list liburan kali ini.

Apaan sih glamping?

Saya sendiri juga baru tahu akhir-akhir ini tentang glamping yang merupakan gabungan dari kata "glamorous" dan "camping" yang bisa dibilang juga "camping mewah" (kalau menurut saya). Kenapa mewah? karena banyak kemudahan dan fasilitas yang bisa dinikmati, tidak seperti camping pada umumnya.

What You'll Get 

Mungkin sekarang sudah banyak vendor atau travel agent yang menyediakan paket glamping. Waktu liburan kemarin saya pilih glamping di Waduk Sermo dari Indekostour dan poin-poin berikut yang menurut saya menjadi keunggulan glamping.

• Kita gak perlu repot mendirikan tenda karena saat kita tiba disana tenda sudah siap 
• Tenda lebih nyaman karena lebih luas, tersedia kasur jadi tidur pun lebih nyaman
• Bisa dapat spot yang paling bagus
• Ada colokan listrik jadi gak bingung kalau mau nge-charge HP
• Include makan malam, BBQ, dan sarapan
• Ada tenda kru di sebelah kita yang siap membantu kapanpun

Mungkin fasilitas yang didapat akan berbeda tergantung jasa penyedia glamping, tapi poin-poin di atas saya dapatkan semua ketika glamping. (^∇^)

Butuh Budget Berapa?

Paket yang disediakan Indekostour ini sebenarnya minimal 6 orang dengan harga Rp 200.000,-/pax. Karena waktu itu saya cuman ber-4 tetap dikenakan biaya minimal yaitu Rp 1,2 jt (jadi per orang kena 300 rb), tapi kita dikasih tambahan fasilitas seperti air cooler dan TV (gak kepake juga sih, haha). Oiya, mereka juga menyediakan gelas, electric kettle, teh, kopi, dan satu botol air mineral. Cukup lengkap untuk ukuran camping dan worth it dengan harga segitu. (*￣∇￣*)ｴﾍﾍ

Gak lengkap rasanya kalau camping tanpa bebakaran. Kita pun juga dapat fasilitas alat panggang, termasuk jagung dan sosis. Waktu itu kita nambah bawa daging sendiri biar makin rame. Mas-mas kru siap membantu menyalakan arang, kita tinggal bakar-bakar sendiri aja. ( ´艸｀)ﾑﾌﾟﾌﾟ

Tidak lupa dengan api unggun yang juga disediakan oleh mereka. Jadi, benar-benar hanya perlu bawa diri dan keperluan pribadi, sampe sana tinggal menikmati aja. 

Overall...

Glamping bisa menjadi pilihan bagi kalian yang pengen liburan dengan nuansa alam tanpa 'repot'. Tapi, untuk kamar mandi tetep aja tergantung dari tiap camping ground tersebut. Jadi, jangan berharap bakal ada kamar mandi 'mewah' juga. 

(￣w￣)　ぷっ

Sensasi 'the real camping'  dari mulai bangun tenda, nyiapin buat masak, tidur di sleeping bag dan kegiatan-kegiatan lainnya emang gak bisa dirasakan di glamping. But hey, that's the point! 

So, to all the true campers out there, please don't judge me. We just wanted a relaxing vacation, that's why we chose this. Trying new things isn't a bad thing.

(〃´・ω・`)ゞえへへっ♪

-- End of journey --

Area camping di Waduk Sermo ini sendiri sebenarnya bebas untuk dikunjungi dengan jarak kira-kira 1 jam dari tengah kota Jogja. Orang-orang yang mau camping bisa langsung datang dan pilih spot sendiri tanpa ada biaya sewa tempat (mungkin dikenakan biaya kalau mau sewa tenda). Tapi, kalau kita pakai vendor untuk camping di sini (seperti saya) bisa dapat spot paling bagus (gak mungkin terhalang tenda-tenda lain). Willing to try? Cheers!

Beberapa minggu lalu berkesempatan berkunjung ke kota Kediri yang terkenal dengan tahunya. Sebenarnya destinasi utama adalah nengokin temen di Gresik, tapi karena udah sewa hi-ace sayang kalau dipake sebentar aja jadi sekalian dibuat jalan-jalan. (￣∇￣;) ﾊｯﾊｯﾊｯ

Kebetulan juga saya belum pernah ke Kediri jadi cukup excited di perjalanan kali ini. Kesan pertama waktu masuk ke kawasan Kediri, 'banyak sawahnya!' Jalannya kebanyakan tidak terlalu lebar, kiri kanan banyak pemandangan hijau-hijau. Saya juga kurang tahu sebenernya tempat-tempat yang wajib dikunjungi kalau ke Kediri, tapi mungkin itinerary santai berikut bisa jadi referensi buat kalian.

Taman Dewi Kemang

Salah satu tempat yang (sepertinya) lagi cukup nge-hits di Kediri. Jadi, di antara sawah-sawah yang banyak di kota Kediri, ada salah satu lahan yang dimanfaatkan buat taman bunga. Ada salah satu bangunan yang mirip menara Eiffel, bisa dinaikin dan menjadi salah satu spot foto yang banyak diminati. Harga tiket masuk hanya 5000 rupiah, cukup terjangkau bagi kaum-kaum pencari spot instagramable. ( ´艸｀)ﾑﾌﾟﾌﾟ

Pecel Punten "Mbenjing Mriki Malih"

Tempat makan satu ini merupakan request dari salah satu temen saya dan ternyata emang salah satu kuliner khas Kediri. Awalnya saya pikir 'punten' adalah nama tempat makan, tapi ternyata 'punten' adalah nama makanan. (￣∇￣*)ゞｴﾍﾍ

Punten ini semacam ketupat (?) tapi sepertinya ada kandungan kelapa atau santan ya, jadi rasanya agak gurih. Si punten ini bisa dibilang sebagai pengganti nasi, dimakan bareng pecel. Yang membuat pecel ini beda dengan pecel-pecel pada umumnya selain dimakan menggunakan punten adalah dilengkapi dengan daun kenikir dan kerupuk pasir (bukan pakai peyek).

Menu default adalah punten dan pecel aja, lalu kita ambil sendiri untuk tambahan lauk lainnya (tahu, tempe, ayam, ikan, dll.). Harga sepiring pecel punten 10.000 rupiah (tanpa tambahan lauk), cukup murah dan saya juga cukup cocok dengan rasanya, mungkin karena ada daun kenikirnya. 

Ada banyak pecel punten di Kediri tapi tempat ini yang paling terkenal dan rame. Salah satu yang khas dari tempat ini adalah setelah kita selesai bayar dan keluar semua pegawainya serentak bilang 'mbenjing mriki malih nggih!' Agak kaget juga awalnya, tapi kalau dipikir lucu juga ya. (ﾉ∇≦*)ｷｬﾊｯｯｯ♪

Patisserie Achamd Aris Udagawa

Setelah selesai makan siang, saatnya mencari hidangan penutup mulut. Sebenernya saya sudah kenal toko kue ini sejak lama karena sering buka stan di Surabaya dan punya karakter kue yang khas. Tapi saya baru pertama kali berkunjung ke tempat aslinya, yaitu di Kediri.

Sempat bertemu juga dengan owner toko ini, ibu Tomomi, ramah sekali orangnya. (*˘︶˘*).｡.:*♡

View this post on Instagram

Terima kasih Team PT KND Indonesia dari surabaya🙏 おはようございます。 今日からまた1週間はじまりました。 ゆるく頑張って行きましょう！ 日本では成人の日です。 新成人の皆さん、おめでとうございます！ 元•当店スタッフが再就職先の先輩と一緒に、遊びに来てくれました。 スタッフ1人1人も自分の家族のように思ってきたので、再会は本当に嬉しいです。 #patisserieachmadarisudagawa #patissier #kulinerkediri #japaneseshortcake #shortcake #gateaufraise #ケーキ屋 #patisserie #cakeshop #indonesiapastry #patisserieindonesia #birthdaycake #chocolate #カメラ好き #ケーキ好きと繋がりたい #patissierindonesia #jakarta#jakartapatisserie #instagood #instafood#海外生活 #インドネシア生活 #ジャカルタ生活 #surabaya #スラバヤ生活 #チカラン生活

A post shared by Pâtisserie Achmad Aris Udagawa (@achmadarisudagawa) on Jan 12, 2020 at 5:18pm PST

Saya sudah pernah coba beberapa jenis kuenya dan saya suka semua, terutama purin (semacam caramel custard pudding)  .

｡ﾟ+.(´∀｀○)ﾟ+.ﾟ。

Simpang Gumul

Gak lengkap rasanya kalau ke Kediri tapi gak ke tempat satu ini, Arc de Triomphe versi Jawa. Cukup rame juga waktu saya kesana, mungkin karena weekend ya. Di sekeliling bangunan ini ada spot-spot taman, jadi ada banyak orang yang piknik, duduk-duduk santai di sana.

-- End of journey --

Untuk detil lokasi tempat-tempat di atas bisa kamu cek di map berikut, termasuk tempat saya beli oleh-oleh yaitu di sekitar jalan Yos Sudarso. Cheers!